Kamis, 27 Mei 2021

Sistem Penarifan Jalan Tol

Jalan tol adalah suatu sistem jalan raya yang mengharuskan penggunanya membayar sejumlah tarif (disebut tol) kepada pengelolanya. Tarif tol sendiri sebagian besar terdiri dari cicilan hutang selama pembangunan jalan, kemudian diikuti dengan biaya perawatan jalan, biaya operasi (pegawai, listrik, air, dll), dan margin/keuntungan (dengan porsi kurang lebih 10-15%). Sampai saat ini, jalan tol dianggap sebagai solusi masalah transportasi karena sifatnya yang modern (bebas hambatan selain di gerbang tol, umumnya lebih luas daripada jalan arterinya, dll). Penarifan jalan tol dibagi menjadi tiga sistem, yaitu sistem tertutup, sistem terbuka, dan sistem pembatas/barrier. Penarifan jalan tol ini turut mempengaruhi pendapatan pengelola jalan tol (dan keuntungannya) dan beban yang harus ditanggung pengguna.

1. Sistem Tol Tertutup

Sistem tol tertutup (closed system tolling) adalah sistem penarifan jalan tol yang memperhatikan rekaman data masuk dan keluar pengguna (berbasis jarak). Sistem tol tertutup mengharuskan pengguna melakukan transaksi dua kali, yaitu di pintu masuk dan di pintu keluar. Contoh jalan tol yang menganut sistem tol tertutup ini adalah Jalan Tol Trans-Sumatera, Jalan Tol Semarang-Surabaya, dan Jalan Tol Tangerang-Merak.

Kelebihan : 

a) Penarifan tol yang adil bagi seluruh penggunanya karena diukur berdasarkan jarak berkendara dalam jalan tol.
b) Tingkat keamanan yang lebih tinggi karena jalan tol benar2 "disekat" oleh gerbang tol (asal kita juga berhati-hati).
c) Kebocoran transaksi tidak mungkin terjadi (maksud kebocoran di sini adalah pengguna bisa menggunakan jalan tol secara gratis aka shunpiking).
d) Umumnya lebih simpel karena arus kendaraan keluar dan masuk bisa diatur pada ruas jalan akses yang sama (pada simpang susun terompet/simpang susun huruf-T seperti di Bogor untuk ruas Jagorawi). Jika pengguna salah pintu keluar, pengguna bisa memutar kembali ke jalan tol untuk menuju daerah tujuan sebenarnya.

Kekurangan :

a) Biaya yang dikeluarkan pengelola sangat mahal (karena harus membangun gerbang tol dan jalan akses di setiap daerah tujuan yang biasanya lahannya mahal beserta biaya operasi setiap gerbang tol tersebut) sehingga meningkatkan tarif tol secara keseluruhan.
b) Jika jalan akses kurang memadai (misal terlalu pendek dengan persimpangan sibuk di jalur arterinya), jalan tol sistem tertutup bisa macet parah. Belum lagi jika pelayanan di gerbang tol cukup lambat (error setempat sistem pembayaran + uang kembalian + hal lainnya).
c) Kemungkinan terbentuk gerbang tol pembatas/barrier di sepanjang jalan tol sangat tinggi jika dalam satu jalan tol ada dua operator terpisah yang belum diintegrasikan pembayarannya. Hal ini sempat terjadi pada Jalan Tol Cikopo-Palimanan sebelum 2016, dimana gerbang tol Cikopo terbentuk akibat ruas Jakarta-Palimanan yang terdiri dari dua operator ; Jakarta-Cikampek (73 km) oleh Jasa Marga dan Cikopo-Palimanan (116 km) oleh PT. Lintas Marga Sedaya.

2. Sistem tol terbuka

Sistem tol terbuka adalah sistem penarifan jalan tol yang memungkinkan transaksi hanya dilakukan sekali saja, baik pada saat memasuki jalan tol (di sini disebut juga inbound open system) maupun saat keluar dari jalan tol (outbound open system). Sifat transaksi yang hanya sekali ini membuat jalan tol ini seolah2 berkapasitas besar karena tidak perlu banyak2 berhenti untuk membayar tol, terutama di daerah2 yang padat penduduk sehingga sulit membangun banyak gerbang tol yang memadai. Contoh jalan tol sistem terbuka ini adalah JORR dan Jalan Tol Dalkot Jakarta (inbound open system karena kita membayar tol saat memasuki jalannya) serta Jalan Tol Sedyatmo (outbound open system karena kita membayar tol saat akan keluar dari jalan tol tersebut). Dalam sistem tol terbuka, anda tidak akan menemukan gerbang tol pembatas/barrier (gerbang tol yang membatasi pergerakan kendaraan di ruas utama jalan tol untuk kedua arah dalam rangka menerima pembayaran tarif tol, misalnya Gerbang Tol Cikupa di Tangerang).

Kelebihan :

a) Lebih ringkas sehingga kapasitas jalan meningkat karena tidak perlu terlalu banyak berhenti.
b) Lebih ramping (lahan yang dibutuhkan lebih sedikit daripada sistem tertutup).
c) Terdapat subsidi silang tarif tol untuk mensupport pengendara jarak jauh.
d) (untuk inbound open system) Pengendara bisa mengetahui lebih dini kondisi jalan tol sebelum memasukinya dan bisa keluar dengan bebas dan dengan resiko memblokir jalan tol utama yang minim
e) Mudah diintegrasikan dengan sistem tertutup maupun barrier (jika tersambung ke jalan tol sistem terbuka).

Kelemahan :

a) Tarif tol yang dirasa terlalu mahal bagi pengendara jarak dekat
b) Karena umumnya pintu keluar dan masuk jalan tol dibuat pendek (sebagai akibat dari minimny lahan yang dapat dibebaskan), jalan pendamping umumnya dibutuhkan supaya baik jalan tol maupun jalur arteri yang dihubungkan bisa lebih lancar.
c) Kemudahan melakukan shunpiking (memintas gerbang tol) sehingga pengendara bisa masuk jalan tol secara gratis (misalnya dalam JORR, kita bisa saja masuk jalan tol lewat pintu keluar dan keluar lewat pintu keluar yang lain.
d) Tingkat keamanan yang lebih rendah (banyak berita sepeda motor masuk jalan tol) karena tidak semua akses dijaga ketat.
e) Penempatan gerbang tol yang tidak satu sisi (hanya di sisi kiri jalan tol saat masuk) sehingga sulit untuk melakukan komunikasi dengan kantor gerbang tol dan selanjutnya gerbang tol lain yang melayani pintu masuk jalan tol arah yang lain. 

3. Sistem tol pembatas/barrier

Jalan tol sistem barrier adalah jalan tol yang menggunakan patokan gerbang tol utama pembatas/barrier sebagai tempat pembayaran tol satu tarif dan hanya satu kali bayar. Barrier sendiri pasti diletakkan di wilayah  ujung kendali operator jalan tol. Perbedaanya dengan sistem terbuka adalah, bahwa dalam sistem terbuka, anda harus membayar tol saat masuk jalan tol atau saat keluar jalan tol (tidak keduanya secara sekaligus), namun dalam sistem barrier, anda diharuskan membayar tarif penuh di gerbang tol utama (baik meninggalkan jalan tol setelah menggunakannya maupun menggunakan jalan tol tersebut dari ruas tol/jalur arteri lain), sedangkan untuk pintu keluar sebelum gerbang tol utama ataupun pintu masuk menjauhi gerbang tol, anda akan dikenakan tarif penuh atau tarif regional. Contoh jalan tol yang menggunakan sistem ini adalah Jakarta-Tangerang, Jakarta-Cikampek, Jagorawi, dan Bocimi Seksi 1.

Untuk menjelaskan sistem barrier ini, kita ambil contoh Jalan Tol Jakarta-Tangerang-Merak yang barrier gate-nya berada di Cikupa, Kab.Tangerang, Banten. 
Kasus 1 :  Pengendara dari Jakarta/Tomang yang akan menuju Merak harus membayar penuh tol sistem barrier Jakarta-Tangerang (Rp7.500,-), demikian juga halnya untuk pengendara dari Merak yang akan menuju Jakarta/Tomang. 
Kasus 2 : Jika seorang pengendara masuk dari JORR dan keluar di Karawaci, pengendara harus membayar tarif penuh (Rp7.500,-) jalan tol Jakarta-Tangerang di Karawaci karena pengendara keluar sebelum gerbang tol Cikupa Utama sebagai barrier gate
Kasus 3 : Jika pengendara lain hendak menggunakan jalan tol tersebut dari Kota Tangerang/Kebon Nanas menuju Kebon Jeruk, ia harus membayar tarif penuh tol Jakarta-Tangerang di GT Tangerang 2 karena gerbang tol tersebut terletak di dalam daerah sistem barrier yang ditutup di Cikupa (barat) dan pengendara tersebut bergerak menjauhi gerbang tol Cikupa utama.
Kasus 4 : Untuk seorang pengendara dari Karang Tengah yang akan menuju Cikande (Tangerang-Merak), ia bebas masuk jalan tol ke arah barat, namun harus membayar tarif penuh Jalan Tol Jakarta-Tangerang di GT Cikupa Utama dan tarif tambahan dari sistem tertutup Jalan Tol Tangerang-Merak segmen Cikupa-Cikande.
Kasus 5 : Seorang pengendara dari Balaraja Timur hendak pergi ke Cengkareng via JORR2 yang baru-baru ini diresmikan. Pengendara tersebut wajib membayar tarif tol tertutup Balaraja Timur-Cikupa dari tol Tangerang-Merak + tarif tol penuh jalan tol Jakarta-Tangerang + tarif tol JORR2 (sistem tertutup) dari SS Kunciran hingga GT Benda (Husein Sastranegara).

Kelebihan :

a) Dapat langsung diintegrasikan dengan sistem terbuka dan tertutup (gerbang tol untuk menerima pembayaran sistem barrier bisa diaplikasikan juga untuk merekam data perjalanan pengendara di jalan tol.
b) Penempatan gerbang tol keluar dan masuk dilakukan pada satu sisi sehingga komunikasi antara dua gerbang tol tersebut (pada satu wilayah yang sama) dan kepada kantor gerbang tol bisa dilakukan dengan mudah dan murah. Tambahan pula, lokasinya sejajar sehingga pembebasan lahan cukup mudah dilakukan.
c) Barrier bisa dijadikan checkpoint yang memadai untuk berbagai keperluan, seperti penyekatan mudik
d) kapasitas lalu lintas yang tinggi (namun tak setinggi inbound open system).


Kelemahan :

a) Sering menjadi titik kemacetan dan sulit diuraikan (gerbang tol tidak bisa dilewati begitu saja, berbeda dengan sistem terbuka yang memungkinkan operator membuka contraflow di dekat gerbang tol untuk memenuhi tambahan kapasitas transaksi).
b) Tarif tol yang terlalu mahal bagi pengendara yang keluar tepat setelah barrier/masuk tepat sebelum barrier.
c) Dibutuhkan lahan yang luas untuk mensupport gerbang tol barrier.
d) Sama seperti sistem tertutup, multiple barrier bisa saja terbentuk.
e) Penumpukan kendaraan pada pintu keluar jika kualitas dan kapasitas jalur akses keluarnya terlalu kecil.

Kamis, 11 Juli 2019

Chord Lagu "Walau Seribu Rebah" oleh Grace Natalia

Halo, para pembaca sekalian.
Kali ini saya akan menuliskan Chord Lagu "Walau Seribu Rebah" oleh Grace Natalia. Saya tahu banyak yang sudah menulis chordnya di luar sana, namun menurut saya, lagu yang dibawakan oleh Grace Natalia lebih berseni. Tak percaya? Silahkan lihat chord yang ia gunakan dalam lagu tersebut.

Note : kunci dasar yang dipakai adalah do=F, dan setiap titik mewakili satu ketuk, dan pada chord yang ditulis di atas teks lirik, setiap tanda "|" mewakili bar baru, dengan jumlah ketukan per bar adalah 4. Oh ya, kebanyakan chord yang ditulis di sini hanyalah prediksi pendengaran saja

Intro : BbM7...|Am7...|Gm7...|C7(b13)...|F9...|F9...
Verse I
F9                         |Bb(6+9)/F   
Tiada pernah kuragukan 
C7/E                     |F9
kasih setiamu ya Tuhan
Bb(9)               |A7/C#
setiap waktu dalam hidupku
Dm7 .      G7/C G7/B |Bb(9)/C . C7(9) .
tak pernah kau tinggalkan

F9                              |BbM7/F   
Meski langit tampak suram 
C7/E                          |Bb(m7)/F F9
awan gelap pun menghadang
BbM7              |A7(b9)/C#
hadapi badai lewati gelombang
Dm7 .      G7/C G7/B |Bb(9)/C | Bb. F/A. | G7. C7sus4 C7
tak pernah kau tinggalkan...      diriku

Chorus I

F9                                    |FM7(9)/A
Walau seribu rebah di sisiku
BbM7.              G7/B            |C7sus4 . C7
Kau tetaplah Allah Penolongku
A7/C#                                  |BbM7/D  F#dim7 Gm7.
Walau sepuluh ribu rebah di ka-           nan-       ku
            |F/C    .   C7(9) .        
Takkan kugoyah s'bab Yesus sertaku

Interlude I : Bb(m7+9)/C# . C9/C# . | Bb(m7+9)/C# . C7(9) .

Verse II
F                          |Bb/F   
Tiada pernah kuragukan 
C7/E                    |Bb(m7)/F  F    . FM7/A
kasih setiamu ya Tu-              han
BbM7               |A7/C#
setiap waktu dalam hidupku
Dm7 .      G7/C G7/B |Bb(9)/C . . C7(9)
tak pernah kau tinggalkan

F9                              |BbM7/F   
Meski langit tampak suram 
C7/E                          |Bb(m7)/F F9
awan gelap pun menghadang
BbM7              |A7(b9)/C#
hadapi badai lewati gelombang
Dm7 .      G7/C G7/B |Bb(9)/C . C7(9) .  | Bb F/A Gm7 C7(b9)
tak pernah kau tinggalkan...                diriku

Chorus II
F                                     |Am7
Walau seribu rebah di sisiku
BbM7.              G7/B            |C7sus4 . C7
Kau tetaplah Allah Penolongku
A7/C#                                  |BbM7/D  F#dim7 Gm7 Gm7/Bb
Walau sepuluh ribu rebah di ka-           nan-       ku
            |F/C    .   C7(9) .        
Takkan kugoyah s'bab Yesus sertaku

Interlude III : F...|G7/F...|C7/E...|F9..F9/A
                         BbM7...|A7/C#... |Dm7.A7(9)/C#.|Dm7/C.G7/B.
                         Gm7...|C7(b9)...|C7(b9)...
                                     uuuuooooo
Chorus III
 
F9                                    |FM7(9)/A
Walau seribu rebah di sisiku
BbM7.              G7/B            |C7sus4 . C7
Kau tetaplah Allah Penolongku
A7/C#                                  |BbM7/D  F#dim7 Gm7 Bb(m7 + 9)
Walau sepuluh ribu rebah di ka-           nan-       ku
            |F/C       |Bb(6+9)/C        
Takkan kugoyah 
            |F/C
Takkan kugoyah
            |C#7(9)... | B9/C# . C#7 .
Takkan kugoyah ...             wa   lau... -to chorus IV-

Chorus IV (do = F#)
F#                 F#/A |B(M7)
seribu rebah di sisiku
B(M7).              Ab(7)/C       |C#7sus4 . C#7/B
Kau tetaplah Allah Penolongku
Bb7          .     Bb7/D            |BM7  Gdim7 G#m7 Bm7(9)
Walau sepuluh ribu rebah di ka-       nan-       ku
            |F#/C# .   C#7(9) .             |F#M7 . B/C# C#7(b9)
Takkan kugoyah s'bab Yesus sertaku            Wa...lau...

F#                          |F#M7/Bb
seribu rebah di sisiku
B(M7).              Ab(7)/C       |C#7sus4 . C#7/B
Kau tetaplah Allah Penolongku
Bb7          .                            |BM7  Gdim7 G#m7 Bm7(9)
Walau sepuluh ribu rebah di ka-       nan-       ku
             |F#/C#       |Eb(m7)     
Takkan kugoyah 
(ritt.)
            |B  Bb(m7) Ab(m7)          |F#C#.  C#7(9)
Takkan ku go         yah         s'bab Yesus  sertaku

Ending : B.Bm.|F#/Bb. Ab(7) .
        | B(M7) Bb(m7) Ab(m7). |C#7(9)...
s'bab Ye-        sus-       ser-        ta-
B(M7)...|D7..E7|F#M7...
ku
 

 




 

Sabtu, 13 April 2019

Penghapusan Pajak Sepeda Motor ; masuk akal kah?

Syalom... selamat datang di blog saya.
Kali ini saya akan membahas satu hal yang menarik (walaupun sudah terlambat), yaitu penghapusan pajak sepeda motor yang dijanjikan oleh satu parpol yang mengusung satu capres di Pemilu 2019. Mengapa ini menarik? Sebenarnya janji dari parpol ini membuat saya ngakak karena ini sangat TIDAK MASUK AKAL jika disesuaikan dengan kondisi masa kini. Mengapa tidak masuk akal?

1. Daerah akan kehilangan pendapatan terbesar, yaitu dari pajak sepeda motor. Kalian tahu kan bahwa sepeda motor kini menguasai jalan raya? Nah, itu juga yang dimanfaatkan daerah untuk mengembangkan daerahnya. Caranya? Tentu dengan menarik pajak kendaraan bermotor (PKB), termasuk dari sepeda motor. Kini, semua daerah berlomba-lomba membangun daerahnya, entah membangun jalan raya, memperbaiki jalan yang ada namun rusak, membangun ruang terbuka hijau (taman kota, alun-alun), mengembangkan transportasi umum daerahnya, mengembangkan pendidikan di daerahnya, ataupun mengembangkan jalan di daerahnya (membuat flyover/underpass untuk mengurai kemacetan di beberapa persimpangan, mengembangkan lampu lalu lintas yang ramah bagi semua pengendara kendaraan bermotor).
Nah, coba bayangkan kalo pajak kendaraan sepeda motor dihapus. Daerah tentu akan kehilangan sebagian besar pendapatannya, sehingga pembangunan pun tak berjalan dengan baik. Kalian mau tidak menikmati jalan berlubang yang tak pernah bisa diperbaiki oleh daerah? Ingat ya, pajak kendaraan mobil roda 3 atau lebih tak akan sanggup membiayai semua pembangunan daerah, walaupun ditambah dengan pajak daerah lainnya, karena jumlah kendaraan roda 3 atau lebih << sepeda motor.

2. Jalan raya akan semakin macet sehingga kebutuhan akan jalan tol akan semakin meningkat. Jika saat ini sepeda motor dipakai untuk memecah kemacetan di jalan raya, saat pajak motor dihapus, jalan raya pasti akan dipenuhi sepeda motor sampai macet total. Mengapa? Saat pajak motor dihapus, permintaan akan sepeda motor pasti melonjak drastis dan masyarakat akan senantiasa menggunakan sepeda motor. Jika semua masyarakat menggunakan sepeda motor, dengan jalan yang kapasitasnya terbatas, pasti jalan raya dipenuhi motor.
Sebagai alternatif atas kemacetan jalan raya ini maka dibangunlah banyak jalan tol yang menguntungkan pengendara kendaraan roda 4 atau lebih. Nah, jika jalan tol dibuka bagi pengendara motor (akibat macetnya jalan raya), jalan tol juga bakal macet total oleh sepeda motor, dan Indonesia akan menjadi lautan sepeda motor. Mau tidak?

3. Kendaraan umum akan mati, termasuk kendaraan umum yang baru. Mengapa? Masyarakat tentu akan beralih ke sepeda motor (hingga satu titik dimana mereka menyadari bahwa biaya operasional sepeda motor>>biaya transportasi oleh kendaraan umum, karena sepeda motor membutuhkan perawatan dengan biaya yang mahal (seiring macetnya jalan raya pada pernyataan 2 di atas) dan bensin dengan biaya yang cukup mahal) karena merasa lebih nyaman daripada kendaraan umum. Untuk saat ini memang saya akui itu, tapi jika semua orang beralih ke sepeda motor, kendaraan umum akan kehilangan penumpang dan akhirnya mati ; seandainya kendaraan umum masih hidup, mereka pun menghadapi kemacetan oleh sepeda motor yang luar biasa. -Kendaraan umum dalam bahasan ini saya batasi untuk kendaraan umum jalan raya, misalnya bus, angkot, dan ojek-.

4. Indonesia tidak akan bertumbuh seperti saat ini, termasuk kesulitan membayar utang. Kemampuan membayar utang Indonesia telah kalian katakan cukup buruk (walaupun banyak juga yang bilang cukup baik). Nah, bagi kalian yang menyatakan demikian (kemampuan bayar utang Indonesia saat ini buruk), coba bayangkan hal ini jika pajak sepeda motor dihapus :

- Daerah akan sulit tumbuh/berkembang jika tidak ada pendapatan dari pajak sepeda motor. Jika mereka mau berkembang, mereka akhirnya meminta bantuan pemerintah pusat yang cukup mahal.
-  Pemerintah pusat memiliki APBN yang cukup terbatas jika memang harus membantu daerah untuk berkembang. Alhasil untuk menangani keterbatasan APBN ini, pemerintah pusat membutuhkan utang dari luar negeri.
- Jika negara kita dibutuhkan untuk melunasi utang luar negeri, dengan keterbatasan APBN akibat "diambil" daerah, saya kurang yakin jika pemerintah bisa melunasinya, apalagi dengan pendapatan terbatas dari dalam negara. Alhasil, suatu saat kita tak akan mampu bayar utang tersebut dan aset negara kita bisa disita, dan kita akan dijajah kedua kalinya secara fisik hingga kita sudah melunasi utang tersebut.

Nah, itulah pandangan saya mengenai janji penghapusan pajak kendaraan motor oleh satu parpol yang saya nyatakan sebagai impossible... Semoga dengan tulisan ini dan tulisan sebelumnya mengenai ini membuat anda paham bahwa pajak sepeda motor sangat penting bagi negara. Seandainya dijalankan juga, pasti ada harga lain yang dibayar, misalnya aja menjadikan semua jalan raya di Indonesia berbayar (jika mau menghindari 4 alasan yang telah disebutkan di atas) - lalu apa bedanya jalan nasional dengan jalan tol?-

Jumat, 31 Agustus 2018

Macetnya Jalan Tol Pasteur, Kota Bandung

Antrian kendaraan di gerbang tol Pasteur, Kota Bandung,
menuju pusat kota Bandung pada akhir pekan

Saat ini kota-kota di Indonesia sedang mengalami pertumbuhan yang pesat di segala bidang dan memunculkan berbagai dampak masalah perkotaan, termasuk transportasi. Salah satu contohnya yaitu Kota Bandung, yang kini sedang menghadapi masalah kemacetan yang parah. -Kota Bandung merupakan kota yang potensi wisatanya tinggi (terutama pada wisata belanja dan wisata alam).- 

Setiap hari, seluruh pengendara di Kota Bandung, baik penduduknya maupun orang-orang yang berkunjung ke Kota Bandung, harus menghadapi kemacetan yang parah karena tingginya volume lalu lintas di jalanan kota yang tidak mampu dibendung oleh jaringan jalan kota Bandung yang ada. Salah satu ruas jalan kota Bandung yang sering macet adalah Jalan Tol Pasteur -bagian dari tol Purbaleunyi yang menjadi akses utama menuju kota Bandung- dan Jalan Dr.Djundjunan, yang menjadi arteri utama di Kota Bandung dari jalan tol Pasteur. Jalan ini sangat sering mengalami kemacetan, terutama pada waktu pergi kerja, pulang kerja (sore hari), dan akhir pekan (Sabtu-Minggu) -dimana para pengunjung dari luar Bandung masuk ke kota Bandung melalui jalan-jalan ini untuk berlibur-. 

Pada akhir pekan, jalan tol Pasteur ini pasti akan macet sepanjang hampir 4 km dari simpang Tol Pasteur (tugu "Bandung Capital of Asia-Africa"), ditambah ruas Jln. Dr.Djundjunan yang penuh sesak oleh kendaraan yang akan mengarah ke dalam kota Bandung. Jalan-jalan ini diisi oleh para pengendara yang akan berlibur di Bandung, baik di Kota Bandung, kawasan Dago, maupun kawasan Lembang. Sudah banyak tindakan yang dilakukan oleh petugas yang berwenang (Polisi Lalu Lintas Kota Bandung, Dinas Perhubungan Kota Bandung, dan Jasa Marga -pengelola tol Purbaleunyi-) untuk mengurangi tingkat kemacetan di Kota Bandung pada masa akhir pekan, diantaranya mengalihkan pengguna tol Purbaleunyi yang akan masuk ke Pasteur untuk keluar di Gerbang Tol Baros (Cimahi) atau Gerbang Tol Pasir Koja, mengadakan sistem 4 in 1 (4 orang dalam 1 kendaraan), pengalihan arus lalu lintas di dalam Kota Bandung untuk mengurangi lalu lintas di Jl. Dr.Djundjunan, peningkatan kapasitas Namun, tindakan-tindakan itu bersifat sementara mengurangi kepadatan di jalan tol Pasteur. Kita membutuhkan solusi jangka panjang agar lalu lintas di jalan tol Pasteur-Jl. Dr.Djundjunan ini lebih lancar walaupun kepadatannya cukup tinggi -dan juga untuk semua ruas jalan di Kota Bandung lainnya-.

Beberapa solusi atas permasalahan ini

Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan, benar? Yap. Di masa-masa sekarang, teknologi yang ada bisa sangat membantu kita dalam memecahkan masalah-masalah yang ada, salah satunya masalah kemacetan di Jln. Tol Pasteur ini. Ada beberapa solusi yang masih bisa dilakukan untuk mengatasi kemacetan di Jalan Tol Pasteur ini.

1. Membangun underpass/flyover di Simpang Tol Pasteur
Simpang Tol Pasteur merupakan titik kemacetan bagi lalu lintas dari dan ke Jalan Tol Pasteur karena banyaknya kendaraan yang melintasi simpang ini. Untuk mengurangi tingkat kepadatan di simpang ini, kita bisa membangun underpass dari Jalan Tol Pasteur ke Jl. Dr.Djundjunan melewati simpang tol Pasteur ini, sehingga arus lalu lintas dari dan ke Jalan Tol Pasteur bisa melewati underpass ini tanpa harus berhenti di simpang tersebut. Atau bisa juga membangun flyover yang melewati simpang tersebut sebagai ganti dari underpass. Jika kondisi dan lahan yang ada masih memungkinkan, flyover Simpang Tol Pasteur bisa disambungkan ke flyover Pasopati untuk menghindari padatnya Jl. Dr.Djundjunan.

2. Membangun Akses Tol Purbaleunyi menuju Lembang, atau membuat jalan tol baru menuju Lembang dari Subang.
Sebagian wisatawan yang keluar tol Purbaleunyi melalui Jalan Tol Pasteur akan mengunjungi Lembang, sehingga jalan lintas Bandung-Lembang seringkali dipenuhi kendaraan yang mengarah ke Lembang (atau Bandung pada masa akhir liburan). Oleh karena itu, pembangunan akses tol Purbaleunyi menuju Lembang diyakini akan mengurangi tingkat kepadatan Jalan Tol Pasteur. Namun, saya menganjurkan untuk memulai pembangunan akses tol Lembang ini di kawasan Cikamuning (KM 116) atau Padalarang Barat (KM 118-120), karena jika memaksakan untuk memulai pembangunan akses tol dari Simpang Susun Padalarang Timur (KM 121), akan susah untuk mengatur lahan yang ada di sekitar simpang susun tersebut karena sudah dipadati bangunan-bangunan. Memang akses tol ini menembus daerah pegunungan/perbukitan di bagian barat Lembang atau di bagian timur tol Purbaleunyi, namun dengan memanfaatkan teknologi yang ada, pasti bisa membangun akses tol ini melintasi kawasan pegunungan. Toh, tol Purbaleunyi (segmen Cipularang) juga dibangun melintasi pegunungan kan? Dulu aja jalan tol bisa dibangun melintasi pegunungan, apalagi sekarang dengan teknologi yang mutakhir.


Salah satu alternatif rute tol baru yang bisa dipakai adalah Subang-Lembang. Rute ini cukup strategis karena menghubungkan banyak kawasan wisata, seperti Ciater, Tangkuban Parahu, Cikole, dan Subang. Selain itu, rute ini juga akan mengurangi kepadatan di Jalan Tol Purbaleunyi karena para wisatawan bisa masuk ke Lembang tanpa harus masuk melalui tol Purbaleunyi, sekaligus menambah daya tarik Jalan Tol Cipali, yang belakangan ini kurang menarik karena akses keluar-masuk tol yang sedikit, ditambah kebanyakan akses tol Cipali bukan daerah wisata.

3. Melakukan integrasi dan perbaikan pelayanan transportasi umum di Kota Bandung

Transportasi umum merupakan solusi jangka panjang permasalahan kemacetan yang paling ampuh. Namun, hanya sedikit yang memanfaatkan transportasi umum di kota Bandung. Salah satu alasannya adalah karena transportasi umum Bandung tidak terintegrasi (bekerja sama dalam satu sistem) sehingga para penggunanya acapkali melakukan transaksi armada transportasi umum yang berbeda-beda untuk tiba di satu tujuan. Hal ini sangat membuang-buang waktu, terutama jika jalan-jalan di Kota Bandung sedang macet-macetnya. Oleh karena itu, diperlukanlah integrasi transportasi umum agar para penggunanya tidak lagi harus melakukan transaksi berkali-kali untuk menggunakan transportasi umum yang berbeda-beda, yang jelas akan menghemat waktu dan uang. Misalnya, di DKI Jakarta, sedang dilaksanakan program OkeOce yang membuat para pengguna transportasi umum bisa berpindah transportasi umum agar bisa tiba di tujuannya dengan hanya sekali transaksi.

Layanan transportasi umum juga harus bisa membuat nyaman para penggunanya, agar mereka betah menggunakan transportasi umum -daripada harus bermacet-macetan menggunakan kendaraan pribadi dan capek-. Misalnya penambahan fasilitas AC pada bus kota, atau pembenahan angkutan kota (angkot), atau dengan pembenahan terminal angkutan umum. Pembenahannya bisa dengan penambahan fasilitas, atau perombakan sistem layanan transportasi umum menjadi lebih mobile (misalnya angkutan online seperti Go-Jek dan Grab), atau integrasi.

4. Membangun sarana transportasi umum tambahan
Memang transportasi umum di Bandung dinilai masih kurang, oleh karena itu sarananya bisa ditambah agar jaringan transportasi umum di Bandung semakin luas dan baik. Misalnya pembangunan light rapid transit /LRT (yang DKI Jakarta sedang bangun), atau mass rapid transit/MRT, membangun tram atau kereta kecil yang berjalan di jalan raya, optimalisasi stasiun kereta api di Bandung, atau bandara Husein Sastranegara dengan pembangunan terminal baru, serta pembangunan jalur khusus bus Trans-Bandung Raya (yang armada busnya ada namun jalurnya masih menggunakan jalur konvensional yang sering macet) -seperti sistem busway di Jakarta-.
Saat ini Kota Bandung melaksanakan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, dan diharapkan setelah kereta cepat ini beroperasi, kepadatan di Jalan Tol Pasteur (dan Purbaleunyi pada umumnya) bisa berkurang cukup besar, karena kereta cepat ini bisa mengantarkan para penggunanya dari Jakarta ke Bandung (dan sebaliknya) dengan sangat cepat dan menjamin kenyamanan para penggunanya.

5. Membatasi penjualan kendaraan bermotor
Ini merupakan solusi yang jitu walaupun resikonya besar, karena kebutuhan akan kendaraan masih sangat besar, ditambah lagi dengan banyaknya pekerja di bidang penjualan kendaraan bermotor karena jika penjualan kendaraan bermotor menjadi sedikit, mereka akan cepat bangkrut dan akhirnya meningkatkan tingkat pengangguran. Saya yakin, jika solusi nomor 3 dan 4 di atas terlaksana, jumlah kendaraan bermotor bisa dibatasi penambahannya tanpa harus menambah tingkat pengangguran (karena pembangunan transportasi umum juga membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat, terutama pekerja di penjualan kendaraan bermotor).

6. Menerapkan electronic road pricing / ERP
Electronic road pricing (ERP) adalah sistem penarifan jalan raya yang mutakhir. Berkat ERP ini para pengendara bisa membayar tarif jalan raya tanpa harus berhenti di setiap gerbang (pada sistem jalan tol di Indonesia saat ini). Ditambah lagi, jika ERP menerapkan sistem tarif progresif (tarif semakin mahal jika jalannya padat), pengguna jalan akan mencari alternatif jalan lain menghindari jalan dengan ERP untuk menuju satu tempat, dan jalan yang menerapkan ERP akan mudah terurai antriannya, meningkatkan tingkat kelancaran jalan tersebut.

Demikianlah beberapa solusi yang bisa saya sampaikan untuk mengurangi kemacetan di Jl. Tol Pasteur-Jl. Dr.Djundjunan ini, dan semoga saja semuanya bisa terwujud dalam waktu yang dekat. Amin.

Atas perhatiannya, saya mengucapkan terima kasih.

Minggu, 14 Juni 2015

Paket Internet Terbaru Indosat Juni 2015 dan Perbandingannya

Hai, netizen! hehehe...
Tadi saja saya melihat situs utama Indosat, ada perubahan yang mencolok.
Perubahan itu adalah jumlah kuota dalam paket super internet. Katanya sih, paket inet baru ini memberikan kuota sampai 20,5 GB (paling mahalnya). Eits....seperti paket internet sebelumnya, kuota ini masih dibagi-bagi menjadi 4 jenis, yakni kuota utama (24 jam), kuota malam (01.00-06.00), kuota siang (09.00-17.00), dan kuota SuperWifi (24 jam di jaringan SuperWifi)

Berikut ini tabel penjelasnnya....monggo diperhatikan. (Kalo bisa liat aja diliat di counter pulsa yang menempelkan tabel serupa.

Paket Internet 1 Juni 2015
Periode
Harga
(Rp.)
Total
Kuota
Keterangan Kuota



Kuota
Utama
Kuota Malam
(01.00-06.00)
Kuota Siang
(09.00-17.00)
Kuota SuperWifi
Harian
2.000
30 MB
5 MB
20 MB
5 MB
(tidak ada)
3.000
60 MB
5 MB
40 MB
15 MB
(tidak ada)
Mingguan
10.000
250 MB
50 MB
150 MB
50 MB
(tidak ada)
Bulanan
10.000 (IM3 Pinternet)
150 MB
150 MB
(tidak ada)
(tidak ada)
(tidak ada)
29.900
2 GB
600 MB
400 MB
(tidak ada)
1 GB
39.900
3 GB
600 MB
1 GB
400 MB
1 GB
49.000
4,5 GB
1,5 GB
1 GB
500 MB
1,5 GB
99.000
9,5 GB
3,5 GB
2,5 GB
500 MB
3 GB
199.000
20,5 GB
8,5 GB
4 GB
1 GB
7 GB







Paket Internet sebelum 1 Juni 2015
Periode
Harga
(Rp.)
Total
Kuota
Keterangan Kuota



Kuota
Utama
Kuota Malam
(01.00-06.00)
Kuota Siang
(09.00-17.00)
Kuota SuperWifi
Harian
2.000
30 MB
5 MB
20 MB
5 MB
(tidak ada)
3.000
60 MB
5 MB
40 MB
15 MB
(tidak ada)
Mingguan
10.000
250 MB
50 MB
150 MB
50 MB
(tidak ada)
Bulanan
10.000 (IM3 Pinternet)
150 MB
150 MB
(tidak ada)
(tidak ada)
(tidak ada)
29.900
3 GB
600 MB
2 GB
(tidak ada)
400 MB
39.900
8 GB
600 MB
2,7 GB
1 GB
3,7 GB
49.000
11 GB
1,5 GB
3 GB
1,5 GB
5 GB
99.000
13 GB
3,5 GB
3 GB
1,5 GB
5 GB
199.000
18 GB
8,5 GB
3 GB
1,5 GB
5 GB







Keterangan :
1.     Paket internet harian dan mingguan antara paket lama dan baru TIDAK BERUBAH.
2.     Paket internet bulanan :
  • yg Rp29.900,00 dipotong 1 GB
  • yg Rp39.900,00 dipotong 5 GB
  • yg Rp49.000,00 dipotong 6,5 GB
  • yg Rp99.000,00 dipotong 3,5 GB
  • yg Rp199.000,00 ditambah 2,5 GB
Kesimpulan :
1.   Kuota utamanya SAMA SAJA, baik yang baru maupun yang lama.
2.   Yang dipotong/ditambah hanya kuota bonusnya (malam, siang, SuperWifi)
3.   Berlaku autorenewal, tidak akumulatif